Sabtu, 07 April 2012
Tutur Siluman? Maksut loe.........??
Tutur Siluman?
Tentunya ini adalah bentuk sindiran kepada sinetron Tutur Tinular versi 2011. Bagaimana tidak, dalam sinetron ini banyak sekali makhluk-makhluk siluman yang 'disusupkan' dan dipaksa nyambung dengan ceritanya, dimana karakter-karakter siluman itu sebenarnya tidak ada dalam Tutur Tinular yang ditulis S. Tijab.
Dimulai dengan kemunculan Andini, si manusia ikan, duo Buto Ijo, Bajang si 'Red Devil' juga anaknya yang bernama Bajang Putra, berwujud sosok makhluk aneh seperti belut, Wisya dan Trisya si siluman ular, Tongkat yang bisa bicara, Grandong dan Kinung si siluman sapi, Nagraj si tengkorak berasap, Kala Agung sosok makhluk berwujud cahaya, dan lain-lain.
Belum lagi manusia yang bisa berubah wujud menjadi hewan, seperti Dewi Sambi yang bisa jadi ular, Tong Bajil dan Khamsa yang bisa malih rupo jadi marmut.
Seolah belum puas dengan mistiknya, kesan horor ikut pula dimasukkan ke dalam sinetron ini. Setelah Nari Ratih dinyatakan meninggal, muncul sosok arwah misterius yang sering berkelebat.
Apa-apaan ini??!!
Mungkin itulah ungkapan hati para pecinta Tutur Tinular melihat keadaan ini. Tentu saja, cerita kebanggan mereka serta seluruh rakyat se antero Nusantara kini benar-benar tidak terasa lagi 'soul'nya. Sebuah cerita yang sarat pembelajaran hidup serta muatan sejarah sekarang tidak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron lebay yang tiap malam gentayangan di televisi dan hidupnya tergantung pada, RATING.
Ada wayang, apa pula ini????
Wayang adalah budaya asli Indonesia yang sudah mendapat pengakuan dari UNESCO. Jadi kita harus lebih benar-benar memiliki kemauan untuk melestarikannya.
Akhir-akhir ini, ada scene wayang yang ikut 'disusupkan' dalam sinetron ini.
What's the kamsyut coba.
Kalau tujuannya untuk mengenalkan wayang serta membuat anak bangsa ini mau mempelajari wayang, tentu harus diapresiasi.
Aduh, masa sih?
Namun kalau penambahan unsur wayang ini hanya sebagai tameng untuk menutupi segala kekonyolan dalam sinetron ini, mending nggak usah !
Protes yuk !!!!!!
Sudah, di berbagai jejaring sosial sinetron ini menuai hujatan karena sudah dianggap ngerusak cerita bermuatan sejarah. Dan hujatan-hujatan itu bermuara pada pemanggilan KPI kepada stasiun televisi bersangkutan dengan tujuan menegur sinetron ini. Alih-alih memperbaiki, justru kekonyolan dalam sinetron ini malah semakin menjadi-jadi.
Muncul manusia hutan yang bisa nge-rap, hah??!!sejak kapan ada rapper di jaman Singasari dan Majapahit?
Apalagi ada sepatu yang bisa bicara, hah??!! besok-besok tambahin bakiak juga ya, biar pacaran, nikah trus punya anak berwujud sepatu bakiak !
Kalo remake Tutur Tinular seancur ini, mending nggak usah diremake lagi deh,
apaan....... masa' gue dan bangsa ini kudu dijejelin sinetron konyol kayak gitu
Sinetron-sinetron Indonesia dulu banyak yang berkualitas, sebutlah Si Doel Anak Sekolahan, Keluarga Cemara, termasuk sinetron Tutur Tinular yang diproduksi tahun 1997 beserta sinetron drama kolosal lainnya semacam Singgasana Brama Kumbara, Jaka Tingkir, Wali Songo dan lain-lain.
Owh, mendingan Tutur Tinular yang asli serta drama-drama kolosal lainnya ditayangin lagi aja kali ya. Secara ya, kayaknya jauh lebih berbobot.
Sedang diupayakan. Nanti kalau jadi ditayangkan, penonton akan disajikan sebuah cerita yang menghibur namun sarat pembelajaran serta nilai-nilai sejarah.
Ya udah, kita tunggu aja
Langganan:
Postingan (Atom)