Selain berupa sandiwara radio, film maupun sinetron, Tutur Tinular juga hadir dalam bentuk novel.
Novel ini ditulis oleh S. Tidjab dan Buanergis Muryono.
Sekarang gw mau share ebook Tutur Tinular yang bisa dibaca via hp, jadi bisa dibaca dimana aja dan kapan aja. Oke deh, link buat ngedownload Ebook hp Tutur Tinular I-IV ada di bawah ini.
Tutur Tinular I - Pelangi Di Atas Kurawan
Tutur Tinular II - Cinta Yang Terkoyak
Tutur Tinular III - Nurani Yang Tercabik
Tutur Tinular IV - Lembah Berkabut
Selamat membaca
Seorang Anak Kampung
Rabu, 23 Mei 2012
Sabtu, 07 April 2012
Tutur Siluman? Maksut loe.........??
Tutur Siluman?
Tentunya ini adalah bentuk sindiran kepada sinetron Tutur Tinular versi 2011. Bagaimana tidak, dalam sinetron ini banyak sekali makhluk-makhluk siluman yang 'disusupkan' dan dipaksa nyambung dengan ceritanya, dimana karakter-karakter siluman itu sebenarnya tidak ada dalam Tutur Tinular yang ditulis S. Tijab.
Dimulai dengan kemunculan Andini, si manusia ikan, duo Buto Ijo, Bajang si 'Red Devil' juga anaknya yang bernama Bajang Putra, berwujud sosok makhluk aneh seperti belut, Wisya dan Trisya si siluman ular, Tongkat yang bisa bicara, Grandong dan Kinung si siluman sapi, Nagraj si tengkorak berasap, Kala Agung sosok makhluk berwujud cahaya, dan lain-lain.
Belum lagi manusia yang bisa berubah wujud menjadi hewan, seperti Dewi Sambi yang bisa jadi ular, Tong Bajil dan Khamsa yang bisa malih rupo jadi marmut.
Seolah belum puas dengan mistiknya, kesan horor ikut pula dimasukkan ke dalam sinetron ini. Setelah Nari Ratih dinyatakan meninggal, muncul sosok arwah misterius yang sering berkelebat.
Apa-apaan ini??!!
Mungkin itulah ungkapan hati para pecinta Tutur Tinular melihat keadaan ini. Tentu saja, cerita kebanggan mereka serta seluruh rakyat se antero Nusantara kini benar-benar tidak terasa lagi 'soul'nya. Sebuah cerita yang sarat pembelajaran hidup serta muatan sejarah sekarang tidak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron lebay yang tiap malam gentayangan di televisi dan hidupnya tergantung pada, RATING.
Ada wayang, apa pula ini????
Wayang adalah budaya asli Indonesia yang sudah mendapat pengakuan dari UNESCO. Jadi kita harus lebih benar-benar memiliki kemauan untuk melestarikannya.
Akhir-akhir ini, ada scene wayang yang ikut 'disusupkan' dalam sinetron ini.
What's the kamsyut coba.
Kalau tujuannya untuk mengenalkan wayang serta membuat anak bangsa ini mau mempelajari wayang, tentu harus diapresiasi.
Aduh, masa sih?
Namun kalau penambahan unsur wayang ini hanya sebagai tameng untuk menutupi segala kekonyolan dalam sinetron ini, mending nggak usah !
Protes yuk !!!!!!
Sudah, di berbagai jejaring sosial sinetron ini menuai hujatan karena sudah dianggap ngerusak cerita bermuatan sejarah. Dan hujatan-hujatan itu bermuara pada pemanggilan KPI kepada stasiun televisi bersangkutan dengan tujuan menegur sinetron ini. Alih-alih memperbaiki, justru kekonyolan dalam sinetron ini malah semakin menjadi-jadi.
Muncul manusia hutan yang bisa nge-rap, hah??!!sejak kapan ada rapper di jaman Singasari dan Majapahit?
Apalagi ada sepatu yang bisa bicara, hah??!! besok-besok tambahin bakiak juga ya, biar pacaran, nikah trus punya anak berwujud sepatu bakiak !
Kalo remake Tutur Tinular seancur ini, mending nggak usah diremake lagi deh,
apaan....... masa' gue dan bangsa ini kudu dijejelin sinetron konyol kayak gitu
Sinetron-sinetron Indonesia dulu banyak yang berkualitas, sebutlah Si Doel Anak Sekolahan, Keluarga Cemara, termasuk sinetron Tutur Tinular yang diproduksi tahun 1997 beserta sinetron drama kolosal lainnya semacam Singgasana Brama Kumbara, Jaka Tingkir, Wali Songo dan lain-lain.
Owh, mendingan Tutur Tinular yang asli serta drama-drama kolosal lainnya ditayangin lagi aja kali ya. Secara ya, kayaknya jauh lebih berbobot.
Sedang diupayakan. Nanti kalau jadi ditayangkan, penonton akan disajikan sebuah cerita yang menghibur namun sarat pembelajaran serta nilai-nilai sejarah.
Ya udah, kita tunggu aja
Jumat, 23 Maret 2012
Tutur Tinular pro'97 vs Tutur Tinular versi 2011
Tutur Tinular merupakan sebuah cerita yang mengetengahkan kisah kehidupan anak manusia dengan segenap liku-likunya yang berlatar jaman kerajaan Singasari hingga berdirinya kerajaan Majapahit.
Tutur Tinular memiliki makna menyebarkan ilmu dengan cara bertutur.
Cerita ini ditulis oleh S. Tijab, dan menjadi sebuah fenomena saat diangkat menjadi sandiwara radio yang populer pada tahun '80an. Penggarapan sandiwara radio ini terkesan sangat total, sehingga para pendengarnya seolah diajak untuk menjelajahi imajinasinya berkelana mengikuti alur cerita, kendati hanya melalui sarana audio saja.
Kesuksesan berturut-turut pun mengiringi cerita ini saat diangkat ke layar lebar maupun layar perak. Para pecinta Tutur Tinular sangat antusias menyambut visualisasi cerita kesayangan mereka yang sebelumnya hanya didengar lewat suara.
Keaslian cerita, setting tempat yang bagus, penempatan karakter yang sangat pas, musik latar yang indah ditambah adegan-adegan silat yang mengagumkan, menjawab segala imajinasi visual Tutur Tinular yang sebelumnya hanya bisa didengarkan saja. Tak ayal, Tutur Tinular benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam di benak segenap pecintanya.
Sebuah karya yang sangat fenomenal, karena jarang sekali remake sebuah cerita yang dibuat berkali-kali akan sama-sama menuai kesuksesan.
Sehingga Tutur Tinular pun layak dinobatkan sebagai trade mark bagi masyarakat Indonesia.
14 tahun berlalu semenjak Tutur Tinular terakhir kali wara-wiri di layar kaca. Hingga di penghujung tahun 2011, sebuah stasiun televisi swasta mempromosikan tayangan terbarunya. Tutur Tinular Versi 2011, begitu judulnya.
Masyarakat pecinta Tutur Tinular pun bersorak karena kerinduan akan cerita kesayangannya segera terobati. Apalagi saat melihat thriller-nya ditampilkan adegan-adegan yang cukup menarik.
Namun apa lacur, alih-alih ingin mengobati kerinduan, mereka malah harus menelan kekecewaan. Tutur Tinular kebanggaan mereka kini bermetamorforsis menjadi sinetron penuh intrik dan mistik disertai tokoh-tokoh yang diambil dari cerita lain. Cerita bermuatan sejarah itu kini berubah menjadi cerita murahan tak ubahnya sinetron-sinetron bergaya hedonis yang tiap malam meracuni masyarakat.
Karena Tutur Tinular versi 2011 berupa sinetron, maka acara perdebatan untuk membandingkannya dengan sinetron versi sebelumnya yang diproduksi tahun 1997 pun muncul. Dan dunia maya pun dijadikan ajang perdebatan untuk membandingkan keduanya. Secara kasat mata, inilah perbandingan antara sinetron Tutur Tinular pro'97 vs Tutur Tinular versi 2011
1. Cerita
Tutur Tinular pro'97 menyesuaikan cerita seperti versi novel, sandiwara radio maupun layar lebar. Mengisahkan perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pemuda desa bernama Arya Kamandanu, dengan setting jaman kerajaan Singasari dan Majapahit. Kejadian-kejadian sejarah pun terangkum secara apik bersama kisah Kamandanu dengan alur yang mudah diikuti.
Sedangkan Tutur Tinular versi 2011, mengetengahkan cerita yang berbeda. Berawal dari perseteruan Manguntur dan Kurawan, kedua kadipaten yang sebenarnya adalah desa, lalu ceritanya tak jelas mau dibawa kemana. Hanya perebutan kekuasaan silih berganti dengan penuh intrik dan konflik yang itu-itu saja, ditambah kejar-mengejar cinta dengan menghalalkan segala cara, khas sinetron-sinetron hedonis.
2. Alur
Tutur Tinular pro'97 memiliki alur yang senantiasa bergerak dinamis. Kisah Kamandanu yang semula adalah pemuda desa di jaman Singasari hingga menjadi kepala prajurit pada jaman Majapahit. Semua tertata rapi dan natural.
Adapun Tutur Tinular versi 2011, alurnya hanya satu, muter-muter. Silih berganti penguasa, diusir balik lagi, diusir balik lagi, lagi-lagi khas sinetron hedonis
3. Penokohan
Dalam Tutur Tinular pro'97, semua tokoh ditempati oleh pemain-pemain yang sangat sesuai dengan karakter yang diperankan masing-masing, ditambah dubbing yang dilakukan para pengisi suara dalam sandiwara radio, sehingga karakter-karakter itu sangat menyatu dan cukup memuaskan ekspektasi masyarakat akan tokoh-tokoh yang selama ini hanya mereka dengar suaranya. Bahkan disini dihadirkan pula para pemain asli China saat menceritakan tentang tokoh yang berasal dari China.
Sedangkan dalam Tutur Tinular versi 2011, para pemain diisi oleh artis yang berlatar belakang model, ataupun pemain sinetron modern. Semua dilakukan tanpa dubbing, sehingga penempatan tokoh yang kurang pas ditambah gaya bicara yang tersentuh gaya bicara orang masa kini menghasilkan penokohan serta karakter yang kurang menyatu dengan para pemainnya. Bahkan disini ditampilkan tokoh-tokoh yang dicomot dari cerita lain, seperti Arimbi, Pangeran Bentar, Krisna, dll ditambah tokoh-tokoh kartun serta para siluman, semakin jauh dari kesan Tutur Tinular.
4. Setting tempat
Dalam Tutur Tinular pro'97, semua setting tempat tertata dengan visualisasi yang benar-benar seperti pada jamannya. Rumah penduduk, istana, hutan, bukit, sungai dan lain-lain ditampilkan dengan penggarapan yang baik dan nyaris sempurna.
Bahkan demi totalitas, negeri China pun dijadikan salah satu lokasi syuting saat harus menggambarkan cerita yang berlatar di negeri itu sekaligus bekerja sama dengan sineas-sineas lokal.
Sedangkan Tutur Tinular versi 2011, semua setting tempat terkesan mencolok dengan warna menor. Bangunan yang terbuat dari bata dengan warna pink, hutan yang tertata rapi bak taman kota, dan lain-lain sungguh menggambarkan sebuah jaman yang tidak jelas kapan terjadinya. Ditambah lagi berkali-kali terlihat tower selular, mobil lewat, serta jalanan beraspal, benar-benar menghilangkan kesan klasik pada Tutur Tinular.
5. Gaya berbusana dan dandanan
Dalam Tutur Tinular pro'97 gaya berbusana para tokoh mengikuti apa yang ada dalam bukti-bukti sejarah. Sedangkan make up terpoles seperlunya sesuai kebutuhan. Bahkan make up untuk permaisuri raja pun tidak terkesan berlebihan, begitupun aksesori yang dikenakan, semua terlihat apa adanya sesuai kehidupan pada jaman itu.
Gaya berbeda sangat mencolok dalam Tutur Tinular versi 2011. Pakaian dengan warna yang heboh, make up menor, aksesoris berlebihan, dan bahkan pakaian yang dikenakan jauh melampaui jamannya, lebih terlihat seperti pakaian jaman kerajaan Mataram dan sedikit ke-India-India-an. Bedak tebal kerap kali tercetak dengan jelas di wajah para pemain pria, terkesan seperti para ksatria flamboyan yang hobi dandan.
6. Tata musik
Musik pengiring merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah drama. Dan Harry Sabar, sang penata musik Tutur Tinular pro'97 sangat berhasil membuat alunan musik pengiring yang benar-benar mampu menghidupkan cerita tersebut.
Sedangkan musik pengiring untuk Tutur Tinular versi 2011, jauh dari kesan musik pengiring sebuah drama kolosal klasik. Memang, ada beberapa musik yang terdengar lumayan, namun yang tidak pas justru lebih banyak. Kadang adegan berkelahi, musiknya seperti musik odong-odong. Ditambah lagu-lagu hasil 'adaptasi' lagu-lagu luar negeri seperti Haw Syang, Tere Liye, dll.
7. Trik kamera dan spesial efek
Pada Tutur Tinular pro'97, trik kamera yang dilakukan nyaris sempurna. Pada adegan-adegan terbang, tak satupun terlihat tali untuk dipakai melakukan adegan tersebut. Begitupun saat harus memakai stuntman ketika adegan fighting, hampir tidak terlihat bahwa stuntman lah yang melakukan adegan tersebut, selain itu stuntman memang sangat jarang dipakai dalam sinetron ini dan hanya digunakan pada beberapa tokoh saja. Untuk spesial efek, dalam sinetron ini tidak terlalu banyak menggunakan efek komputer, kecuali untuk adegan fighting dengan pedar-pedar cahaya. Dan selebihnya cukup memaksimalkan properti maupun trik make up, sehingga lebih terlihat natural.
Tutur Tinular versi 2011? Jangan tanya. Trik kamera saja masih kalah jauh dengan film-film tahun '80 an. Tali yang sering terlihat saat adegan terbang, stuntman yang jelas terlihat ditambah efek komputer yang terkesan 'maksa'.
8. Adegan silat
Dalam Tutur Tinular pro'97, semua adegan silat dikemas dengan sangat bagus. Setiap jurus silat, memiliki gaya dan gerakan yang berbeda satu sama lain. Jurus Naga Puspa ciptaan mpu Gandring yang kemudian diwarisi Kamandanu, Ajian Segoro Geni milik mpu Tong Bajil, Tapak Wisha milik Dewi Sambi, Jurus Lengan Seribu milik Sakawuni serta Kidung Pamungkas milik Arya Dwipangga. Semua jurus ini memiliki tahapan dasar hingga jurus pamungkas.
Dan sekitar 95% para pemain melakukan adegan fighting secara langsung.
Kemungkinan para pemain ini memang memiliki basic ilmu bela diri sehingga tidak perlu memakai stuntman saat beradegan fighting.
Sedangkan adegan fighting dalam Tutur Tinular versi 2011 tidak lebih hanya perkelahian biasa. Tidak ada jurus, tidak ada kuda-kuda khas jurus tertentu. Hanya tendang-tendangan, muter-muterin tangan lalu pedar cahaya pun muncul, dilemparkan ke musuh, selesai. Tertawa terbahak-bahak.
Ditambah lagi sepertinya pemain-pemainnya memang tidak memiliki basic ilmu bela diri. Tokoh utamanya saja beradegan fighting dengan memakai stuntman, bagaimana dengan pemain yang lain.
9. Kesan Kolosal
Dalam Tutur Tinular pro'97, aroma kolosal jelas sangat terasa. Pada saat terjadi penyerbuan dan perang besar dengan prajurit yang mencapai ribuan, maka yang terlihat adalah prajurit yang benar-benar berjumlah ribuan.
Sedangkan dalam Tutur Tinular versi 2011, kesan kolosal sama sekali tidak terasa. Adegan perang yang katanya dengan pasukan besar, nyatanya masih kalah banyak dengan demonstrasi ataupun tawuran. Malah untuk pemeran prajurit Kurawan, kadang juga terlihat mejeng menjadi prajurit Manguntur dan Banyu Biru bahkan kadang juga tampil sebagai rakyat biasa dan menjadi tabib atau peran-peran lainnya.
10. Pembelajaran dan Nilai Sejarah
Tutur Tinular, sesuai dengan maknanya memanglah harus mengandung unsur pembelajaran melalui cerita dan sejarah yang terjadi di dalamnya. Pembelajaran akan pentingnya mengendalikan hawa nafsu, pembelajaran mengenai tata kelola sebuah keluarga hingga sebuah negara, dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran lain yang kental dalam Tutur Tinular. Sandiwara radio, film, maupun sinetron Tutur Tinular pro'97 sudah berhasil menyajikannya dengan suguhan yang menarik dan tidak kaku. Hasilnya, para penikmatnya mendapat hiburan sekaligus pembelajaran yang berguna dalam kehidupan, belajar yang mengasyikkan.
Adapun Tutur Tinular versi 2011, sebenarnya kurang layak menempatkan "Tutur Tinular" sebagai judul.
Karena isinya hanya intrik-intrik yang dieksplorasi secara berlebihan, dengan alur yang seperti dikatakan disini, hanya berputar-putar. Perebutan kekuasaan, pengusiran silih berganti, mengejar-ngejar cinta dengan menghalalkan segala cara, mengingatkan kita pada sinetron yang pernah tayang berseason-season maupun sinetron-sinetron hedonis lainnya.
Bung Karno pernah mengatakan, "Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah". Sebuah bangsa bisa besar dengan kebesaran sejarahnya. Dan cara paling mudah untuk menghancurkan sebuah bangsa adalah dengan menghapus ingatan-ingatan akan sejarahnya.
Sinetron ataupun tayangan lainnya memanglah hiburan, namun hiburan ada yang memberikan pelajaran dan ada pula yang menjerumuskan.
Jangan biarkan bangsa ini terjerumus dalam jurang yang dalam sehingga melupakan sejarahnya.
Selasa, 20 Desember 2011
Ringtone Menggugah Selera
Sekedar mau berbagi ringtone nih buat semua.
Silahkan disedot..................
Agnes Monica & Micahel Bolton - Said I Love U But I Lied (Ending Reff)
Agnes Monica - Karena Kusanggup (Ending)
Agnes Monica - Paralyzed(Ending)
Agnes Monica - Paralyzed(Reff)
Agnes Monica - Rindu (Ending Reff)
Agnes Monica - Teruskanlah (Reff)
Air Supply - Good Bye (Reff)
Alat Musik Tradisional Bali
Anak Tambeng Belajar Ngaji
Ayu Ting Ting - Alamat Palsu (Reff)
Celine Dion - That's the Way (Ending Reff)
Chal Chaiyya Chaiyya
Djarum Super 2011 (My Life My Adventure)
Djarum Super 2011 (My Life My Adventure 2)
DMasiv - Jangan Menyerah (Second Reff)
Fatur - Selalu Untuk Selamanya (Reff)
Iwan Fals - Ibu (Second Reff)
Jamrud-Berakit-rakit (Reff)
Jamrud-Terima Kasih (Reff)
Jamrud-Waktu Ku Mandi (Reff)
Judika - Aku Yang Tersakiti (Reff)
Linkin Park-Given Up (Ending Reff)
Linkin Park-In the End (Intro Music
Luna Maya & Killing Inside-Biarlah (Reff)
Maher Zain-Insyaallah (Reff)
Maher Zein-Barakallah (Reff)
Mulan-Abracadabra (Intro)
Nicky Tirta & Vanessa Angel - Indah Cintaku (Reff)
Nova Arianty-Kemana Saja Dirimu (Reff)
Once - Symponi Yang Indah
Shaggy Dog - Honey (Reff)
SID-Bangkit dan Percaya (Reff)
SID-Gugur Bunga (Reff)
SID-Jika Kami Bersama (Intro)
SID-Kuat Bersinar (Reff)
SID-Pulang (Music)
Steven n Coconut Treez - Tersenyum Lagi
Tony Braxton - Unbreak My Heart
Ussy & Andhika - Kupilih Hatimu
Segini dulu ya, ntar kalo ada lagi gw posting dimari dah
Langganan:
Postingan (Atom)